Revitalisasi Alun-Alun Kota Tegal

Revitalisasi Alun-Alun Kota Tegal

REVITALISASI Alun-alun Kota Tegal terancam gagal. Pasalnya paket kegiatan proyek yang dibagi dua tahap tidak disetujui. Hanya pengerjaan tahap I yang dianggarkan Rp 534 juta di APBD 2007 yang dilaksanakan. Padahal Dinas Perkotaan sudah menyusun agenda lanjutan tahap II berupa penambahan rumput dan tanaman hias sehingga nantinya Alun-alun bisa berfungsi sebagai jantung dan paru-paru kota. Ironisnya ajuan alokasi dana revitalisasi senilai Rp 1,1 milyar dicoret DPRD.

Meski belum ditetapkan menjadi APBD, di Kebijakan Umum Anggaran (KUA) anggaran revitalisasi Alun-alun tahap II tak muncul. Pada tahap I dilakukan pembangunan lingkar Alun-alun dengan pembangunan pedestrian atau trotoar. Sedang di tengah lapangan akan diuruk menggunakan tanah liat, pasir, dan humus.

"Saat ini hanya tinggal menyelesaikan penutupan pintu masuk lingkar Alun-alun. Hingga 1 tahun mendatang kondisi Alun-alun akan seperti itu. Karena di APBD 2008 tidak ada anggaran lanjutannya," kata Kasi Pertamanan, Haryoto, mewakili Kepala Dinas Pertamanan, Sugeng Prihadi, Senin (10/12).

Didesak tentang kemungkinan alun-alun bakal memicu polusi debu, Haryoto tak menampik. Sebab tidak dilanjutkannya lapisan penutup tanah berupa tanah liat, pasir, dan humus rentan menimbulkan debu sehingga Alun-alun tidak berfungsi.

Sugeng Prihadi ketika dimintai keterangan terkait hal itu menegaskan, revitalisasi sudah mencapai 95 persen. Menurutnya, pekerjaan finishing dan penataan pedagang kaki lima (PKL) saja yang belum diselesaikan. "Tidak akan molor. Revitalisasi selesai tepat waktu sesuai rencana kontrak kerja."

Berdasarkan kesepakatan kerja, proyek yang diprediksi menelan biaya sekitar Rp 2 milyar itu untuk tahap I selesai 19 Desember. Dinas Perkotaan optimis tanggal 15 Desember, pelaksanaannya sudah rampung. Apalagi kontraknya menyebutkan ornamen baru Alun-alun tidak dicat.

Tidak munculnya alokasi tahap II revitalisasi mengherankan banyak pihak terutama PKL yang ada di sekitar Alun-alun. Mereka kuatir revitalisasi tahap I justru merugikan. Pasalnya, kondisi Alun-alun saat ini menyulitkan PKL menjajakan dagangannya.

"Siapa yang mau makan di sini kalau banyak debu. Belum lagi bangunannya mempersulit orang masuk ke Alun-alun," ungkap, Siti, yang biasa menjual kupat blengong.

Ironisnya APBD 2007 Kota Tegal justru surplus sekitar Rp 7 milyar. Itulah sebabnya di tahun 2008 kemungkinan akan dibangun monument AL dan Pasar Kimpling. (zul)

Sumber : Radar Tegal